Welcome

Welcome to Eddy blogger, You Are The Best, terimakasih telah berkunjung dan semoga bermanfaat untuk semua

Sabtu, 08 Juni 2013

PERENCANAAN SISTEM PAI

BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah salah satu modal awal bagi seseorang untuk dapat bersaing dalam dunia yang semakin modern seperti sekarang ini, maka dari itu diperlukan berbagai cara dan inovasi dalam pembelajaran agar pendidikan semakin meningkat dari waktu ke waktu khususnya pendidikan bagi negara Indonesia, sedangkan pembelajaran yang baik akan terwujud jika didasari oleh perencanaan,tujuan,dan inovasi-inovasi ataupun desain dalam pembelajaran. Pengertian Pembelajaran sendiri adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang efektif memerlukan beberapa perubahan yang dianggap perlu, dan sejak dulu perubahan yang dilakukan oleh para pakar telah menjadi acuan bagi para pengajar dan perancang pendidikan, dalam perkembanganya para pakar melakukan beberapa inovasi dan desain pembelajaran, desain pembelajaran dimaksudkan untuk memeperoleh hasil yang lebih baik dan lebih efektif serta efisien dalam menghasilkan output kegiatan pembelajaran.


  1. BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dalam pembahasan dalam makalah ini adalah seputar
1.          Desain Pembelajaran dan,
2.          Tujuan pembelajaran


  1. TUJUAN MAKALAH
Tujuan pembuatan makalah ini diantaranya adalah :
a.       Sebagai bahan yang dapat menjadi sumber belajar
b.      Sebagai tugas yang harus diselesaikan dari dosen pembimbing
c.       Sebagai tambahan referensi belajar,khusunya bagi mahasiswa







BAB II
ISI


A.    DESAIN PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. Hasil dari pembelajaran ini dapat diamati secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah atau benar-benar tersembunyi dan hanya berupa asumsi.
Sebagai suatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakar pada psikologi kognitif dan perilaku. Namun istilah ini sering dihubungkan dengan istilah yang berbeda dalam bidang lain, misalnya dengan istilah desain grafis. Walaupun desain grafis (dari perspektif kognitif) dapat memainkan peran penting dalam desain pembelajaran, namun keduanya adalah konsep yang terpisah.

2.      Desain Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu yang sesuai dengan standar performansi yang telah ditetapkan. “Competency Based Education is geared toward preparing individuals to perform identified competency” (Schrag, 1987).Rumusan ini menunjukan bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu agar mampu melakukan perangkat kompetensi yang diperlukan.
Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung empat unsur pokok, yaitu:
1) Pemilihan kompetensi yang sesuai
2) Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian    
    kompetensi
3) Pengembangan sistem pembelajaran
4) Penilaian
Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu:
a)      Berpusat pada peserta didik
b)      Mengembangkan kreatifitas peserta didik
c)      Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang
d)     Bermuatan Nilai, Etika, Estetika, Logika, dan Kinstetika dan
e)      Menyediakan pengalaman belajar yang beragam (Puskur, 2004:13).
Dalam kerangka itu, pengembangan program dilakukan berdasarkan pendekatan kompetensi. Penggunaan pendekatan ini memungkinkan desain program dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan tepat. Hasil-hasil pembelajaran dinilai dan dijadikan umpan balik untuk mengadakan perubahan terhadap tujuan pembelajaran dan prosedur pembelajaran yang dilaksanakan sebelumnya.



3.      Langkah langkah pengembangan pembelajaran
Adapun Langkah-langkah pengembangan pembelajaran tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Stanley Elam (1971) dalam Oemar Hamalik (2002:92) sebagai berikut:
-          Langkah pertama :
Spesifikasi asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar.
Program pembelajaran harus didasarkan pada asumsi yang jelas. Dunia pendidikan dewasa ini lebih cenderung kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak ‘mengalami’ sendiri apa yang dipelajarinya. Pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi terbukti dalam kompetensi ‘pengingat’jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
-          Langkah kedua :
Mengidentifikasi kompetensi
Dalam penyusunan rencana pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi dasar yang akan diajarkan. Untuk mengetahui keluasan dan ke dalaman cakupan kemampuan dasar, dapat digunakan jaringan topic/tema/konsep. Kompetensi dasar yang terlalu luas dalam cakupan materinya perlu dijabarkan menjadi lebih dari satu pembelajaran. Sedangkan kompetensi dasar yang tidak terlalu rumit mungkin dapat dijabarkan ke dalam satu pembelajaran.
Kompetensi-kompetensi harus dijabarkan secara khusus dan telah divalidasikan serta di tes sejauhmana kontribusinya terhadap keberhasilan dan efktifitas belajar megajar. Hasil penelitian seringkali ikut membantu dalam mengidentifikasi kompetensi, kita dapat menggunakan beberapa model pendekatan diantaranya :
a. Pendekatan analisis tugas (task analysis) untuk menentukan daftar kompetensi.
b. Pendekatan the needs of school learners (memusatkan perhatian pada kebutuhan-kebutuhan siswa di sekolah).
c. Pendekatan berdasarkan asumsi kebutuhan masyarakat.
-          Langkah ketiga
Menggambarkan Secara spesifik Kompetensi-kompetensi
Kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan lebih diperkhusus dan dirumuskan menjadi eksplisit dan dapat diamati. Selain itu dipertimbangkan masalah target populasinya dalam konteks pelaksanaanya, hambatan-hambatan program, waktu pelaksanaan dan parameter sumber.
-          Langkah keempat :
Menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment
Menentukan jenis-jenis penilaian yang akan digunakan dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian kompetensi. Jika tujuan sederhana dan jelas, maka tidak begitu sulit untuk menentukan criteria keberhasilan dan kondisi yang diperlukan untuk mempertunjukan bahwa kompetensi telah dikuasai.
-          Langkah kelima :
Pengelompokan dan penyusunan tujuan pembelajaran
Pada langkah kelima ini dilakukan penyusunan sesuai dengan urutan maksud-maksud instruksional setelah langkah pertama sampai keempat menguraikan deskripsi logis program yang di dalamnya memuat kompetensi-kompetensi minimal, sub kompetensi dan bentuk assessment.
-          Langkah ketujuh :
Mengorganisasikan sistem pengelolaan
Program-program yang bersifat individual menuntut sistem pengelolaan yang berguna melayani bermacam-macam kebutuhan siswa. Adanya bermacam-macam tujuan berbagai alternatif kegiatan, menjadikan sistem instruksional dan sistem bimbingan lebih unik.


-          Langkah kedelapan :
Melaksanakan percobaan program
Program yang telah disusun secara sistematis perlu diuji cobakan. Percobaan program dilakukan terhadap bagian-bagian dari program itu atau semacam prototype test dan hendaknya dilakukan terlebih dahulu dalam skala kecil.
-          Langkah kesembilan :
Menilai desain pembelajaran
Pelaksanaan terhadap sebuah desain intruksional, lazimnya mencakup empat aspek, yaitu:
a. Validasi tujuan dalam hubungan dengan peranan pendidik yang diproyeksikan.
b. Tingkat-tingkat kriteria dan bentuk-bentuk assessment.
c. Sistem instruksional dalam hubunganya dengan hasil belajar.
d. Pelaksanaan organisasi dan pengelolaan dalam hubungan dengan hasil tujuan.
-          Langkah kesepuluh :
Memperbaiki program
Setiap program sesungguhnya tidak pernah tersusun dengan kondisi sampurna, termasuk desain instruksional berbasis kompetensi. Akan tetapi senantiasa terbuka untuk perbaikan dan perubahan berdasarkan umpan balik dari pengalaman-pengalaman. Hal ini senada dengan pendapat Houston : “continual refinement of every aspect of the program is characteristic of the systemic approach which undergirds most CBE programs. This includes modifying as well as changing instructional strategies and management system to make them more useful”.

4.      Langkah – Langkah Mendesain Pembelajaran
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985).dan langkah-langkahnya diantaranya adalah :
  1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
  2. Melaksanakan analisi pembelajaran
  3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
  4. Merumuskan tujuan performansi
  5. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
  6. Mengembangkan strategi pembelajaran
  7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
  8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
  9. Merevisi bahan pembelajaran
  10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan yang lainya. Dengan kata lain, system yang terdapat pada Dick and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya.
Langkah awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan. Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan agar :
(1)   pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan mampu
melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran,
(2)   adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil
pembelajaran yang dikehendaki,
(3)   menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan
desain pembelajaran.

B.     TUJUAN PEMBELAJARAN

1.      Pengertian
Tujuan Pembelajaran (Instructional Objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Hal ini didasarkan berbagai pendapat tentang makna tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Magner (1962) mendefinisikan Tujuan  Pembelajaran sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh  peserta didik sesuai kompetensi.
Sedangkan  Dejnozka dan Kavel (1981) mendefinisikan Tujuan Pembelajaran adalah suatu pernyataan spefisik  yang dinyatakan dalam bentuk perilaku yang diwujudkan dalam bentuk tulisan  yangmenggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa, Tujuan Pembelajaran adalah pernyataan mengenai keterampilan atau konsep yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik pada akhir priode pembelajaran (Slavin, 1994)
Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa Tujuan Pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran. Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa:
(1)   Tujuan Pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
(2)   Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.  yang menarik untuk digarisbawahi  yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
Tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

2.      Definisi Tujuan Pembelajaran
Ada beberapa definisi mengenai tujuan pembelajaran menurut para ahli,diantaranya adalah :
  • "Perubahan yang ditujukan dan dimiliki oleh pelajar." (Popham,1969)
  • "Pernyataan tentang apa yang siswa harus mampu lakukan sebagai konsekuensi dari pembelajaran." (Goodlad, dalam Popham 1969.)
  • "Formulasi eksplisit tentang dengan cara bagaimana siswa diharapkan akan diubah oleh proses edukatif." (Bloom, 1956)
  • "Apa yang siswa harus mampu lakukan pada setelah kegiatan belajar di mana sebelumnya mereka tidak bisa melakukannya." (Mager, 1962)
  • "Deskripsi dari kinerja yang guru inginkan dapat ditunjukkan oleh peserta didik sebelum guru dapat menganggap mereka kompeten. Sebuah tujuan lebih menggambarkan hasil yang diinginkan dari suatu pembelajaran, daripada proses pembelajaran itu sendiri.." (Mager, 1975)
  • "Tujuan pendidikan yang dirumuskan dengan baik adalah pernyataan yang relatif spesifik tentang apa yang harus mampu dilakukan siswa setelah mengikuti pembelajaran." (Gallagher dan Smith, 1989)
3.      Ciri dan Karakteristik Tujuan Pembelajaran Yang Baik
Menurut Guilbert (1984) dalam artikelnya yang berjudul "How to Devise Educational Objectives", tujuan pembelajaran yang baik mempunyai ciri-ciri:
-          Relevan                       -  Logis
-          Tegas                           -  Dapat Diamati(Tampak)
-          Layak                          -  Measurable/terukur
Karakteristik tujuan yang efektif menurut Westberg dan Jason (1993) dalam buku "Collaborative Clinical Education" adalah:
  • Konsisten dengan tujuan keseluruhan dari sekolah
  • Jelas dinyatakan
  • Realistis dan dapat dilakukan
  • Sesuai untuk tahap pelajar 'pembangunan
  • Tepat komprehensif
  • Layak, hasil yang diminta tidak kompleks
  • Tidak diperlakukan seolah-olah mereka terukir di batu (sangat baku)
  • Tidak dianggap sebagai satu-satunya hasil yang berharga
Model Mager merekomendasikan bahwa tujuan pembelajaran harus spesifik dan terukur, dan pada tujuan pembelajaran harus memiliki tiga bagian berikut:
  • Kata kerja yang terukur (Kata Kerja Operasional)
  • Spesifikasi apa yang dapat ditunjukkan oleh siswa
  • Spesifikasi kriteria keberhasilan atau kompetensi

4.      Fungsi Tujuan Pembelajaran
Perdebatan tentang perlu tidaknya merumuskan tujuan pembelajaran dalam rencana pembelajaran dan menyampaikannya saat proses pembelajaran telah berlangsung selama bertahun-tahun. Namun, saat ini tujuan pembelajaran secara luas diterima sebagai komponen penting dari proses desain instruksional. Adapun fungsi tujuan pembelajaran:
  • Panduan bagi guru untuk merancang pembelajaran
  • Panduan bagi guru untuk evaluasi
  • Panduan bagi siswa untuk memfokuskan belajarnya
  • Panduan untuk siswa dalam kaitan self assessment
  • Menunjukkan kepada orang lain apa yang kita nilai
  • Membantu hubungan antara guru dan pelajar karena dengan tujuan pembelajaran yang dinyatakan secara eksplisit siswa tidak dipaksa untuk menebak apa yang akan dipelajari
  • Meningkatkan kemungkinan untuk membuat fokus bahan belajar mandiri.
  • Membuat guru mengajar lebih terarah dan terorganisir.
  • Berkomunikasi dengan rekan tentang apa yang guru ajarkan kerjasama sehingga meningkatkan kerja sama tim dan dengan rekan-rekan.
  • Membantu evaluasi program
  • Masukan bagi guru untuk berpikir hati-hati tentang apa yang penting dalam kegiatan pembelajarannya
  • Membantu menghindari pengulangan yang tidak perlu dalam mengajar
  • Menyediakan visibilitas dan akuntabilitas keputusan yang dibuat oleh guru dan siswa
  • Menyediakan model untuk penciptaan tujuan pemebelajaran bagi siswa
  • Membantu siswa membuat keputusan mengenai prioritas
  • Memberikan umpan balik kepada siswa apa tujuan telah yang dicapai

5.      Domain Tujuan Pembelajaran
Ø  Domain Kognitif. 
Mengacu pada pembelajaran intelektual dan pemecahan masalah.Tingkat kognitif pembelajaran meliputi:
(1)   Pengetahuan
(2)   Pemahaman
(3)   Aplikasi
(4)   Analisis
(5)   Sintesis, dan
(6)   Evaluasi.
 Contoh Tujuan: Mahasiswa akan membangun rencana perawatan untuk seorang remaja yang baru didiagnosis dengan Rontgen. Rencana pengobatan harus memuat: ..............

Ø  Domain Afektif. 
Mengacu pada emosi dan sistem nilai seseorang. Tingkat afektif pembelajaran meliputi:
(1) Menerima,
(2) Menanggapi,
(3) Menghargai,
(4) Pengorganisasian, dan
(5) Karakterisasi dengan nilai.
Contoh Tujuan: Mahasiswa akan menunjukkan komitmen untuk meningkatkan keterampilan kasus presentasi dengan secara teratur mencari umpan balik tentang presentasi.

Ø  Domain Psikomotor.
Mengacu pada karakteristik gerakan fisik dan kemampuan motorik keterampilan yang melibatkan perilaku yang membutuhkan tingkat tertentu keterampilan fisik dan koordinasi. Keterampilan ini dikembangkan melalui latihan berulang-ulang dan diukur dalam hal: kecepatan, ketepatan, jarak, prosedur, atau teknik pelaksanaan. Tingkat psikomotor meliputi:
(1) Persepsi
(2) Set
(3) Respon Dipandu
(4) Mekanisme
(5) Respon yang jelas yang kompleks
(6) Adaptasi, dan
(7) Originasi
Contoh Tujuan: Mahasiswa akan mengkalibrasi instrumen X sebelum melakukan prosedur Y.

























BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Hasil dari pembelajaran ini dapat diamati secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah atau benar-benar tersembunyi dan hanya berupa asumsi.
Desain Pembelajaran Berbasis Kompetensi adalah Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung empat unsur pokok, yaitu Pemilihan kompetensi yang sesuai,Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi
1)      Pengembangan sistem pembelajaran
2)      Penilaian
Langkah langkah pengembangan pembelajaran yang dikemukakan oleh Stanley Elam (1971) dalam Oemar Hamalik adalah : spesifikasi asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar,mengidentifikasi kompetensi,menggambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi,menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment,pengelompokan dan penyusunan tujuan pembelajaran,melaksanakan percobaan program,menilai desain pembelajaran dan memperbaiki program
Langkah – Langkah Mendesain Pembelajaran
1.      Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
2.      Melaksanakan analisi pembelajaran
3.      Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4.      Merumuskan tujuan performansi
5.      Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
6.      Mengembangkan strategi pembelajaran
7.      Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
8.      Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9.      Merevisi bahan pembelajaran
10.  Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Tujuan Pembelajaran (Instructional Objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Hal ini didasarkan berbagai pendapat tentang makna tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Ciri dan karakteristik tujuan pembelajaran yang baik menurut Guilbert yaitu Relevan,Tegas,
Layak,Logis,Dapat Diamati (tampak) dan Measurable/terukur
 Intinya baik Desain Pembelajaran maupun Tujuan Instruksional sangat berguna bagi pendidikan dan merupakan tolak ukur  bagi keprofesionalan seorang pendidik dalam menjalankan tugasnya dalam pembelajaran dan inovasi pendidikan.

B.     SARAN-SARAN
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini dan penulis berharap kritik dan saran yang membangun serta dalam kaitanya pendidikan hendaknya sebagai calon ataupun guru profesional akan senantiasa memberikan inovasi dan pembaruan yang baik serta memiliki tujuan yang jelas dalam pembelajaran, akhirnya penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, atas saran dan kritik yang membangun,penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan kirim komentar anda dikolom ini