BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah salah satu modal awal bagi seseorang untuk dapat bersaing
dalam dunia yang semakin modern seperti sekarang ini, maka dari itu diperlukan
berbagai cara dan inovasi dalam pembelajaran agar pendidikan semakin meningkat
dari waktu ke waktu khususnya pendidikan bagi negara Indonesia, sedangkan
pembelajaran yang baik akan terwujud jika didasari oleh perencanaan,tujuan,dan
inovasi-inovasi ataupun desain dalam pembelajaran. Pengertian Pembelajaran sendiri
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar
informasi. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif),
juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan
pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara
pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran
yang efektif memerlukan beberapa perubahan yang dianggap perlu, dan sejak dulu
perubahan yang dilakukan oleh para pakar telah menjadi acuan bagi para pengajar
dan perancang pendidikan, dalam perkembanganya para pakar melakukan beberapa
inovasi dan desain pembelajaran, desain pembelajaran dimaksudkan untuk
memeperoleh hasil yang lebih baik dan lebih efektif serta efisien dalam
menghasilkan output kegiatan pembelajaran.
- BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah
dalam pembahasan dalam makalah ini adalah seputar
1.
Desain Pembelajaran dan,
2.
Tujuan pembelajaran
- TUJUAN MAKALAH
Tujuan pembuatan makalah ini
diantaranya adalah :
a.
Sebagai bahan yang dapat
menjadi sumber belajar
b.
Sebagai tugas yang harus
diselesaikan dari dosen pembimbing
c.
Sebagai tambahan
referensi belajar,khusunya bagi mahasiswa
BAB II
ISI
A.
DESAIN PEMBELAJARAN
1.
Pengertian Desain Pembelajaran
Desain
pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk
membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses
ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan
pembelajaran, dan merancang "perlakuan"
berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar
pada informasi dari teori belajar yang
sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu
oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. Hasil dari pembelajaran ini
dapat diamati secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah atau benar-benar
tersembunyi dan hanya berupa asumsi.
Sebagai
suatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakar
pada psikologi kognitif dan perilaku. Namun istilah ini sering dihubungkan dengan
istilah yang berbeda dalam bidang lain, misalnya dengan istilah desain grafis.
Walaupun desain grafis (dari perspektif kognitif) dapat memainkan peran penting
dalam desain pembelajaran, namun keduanya adalah konsep yang terpisah.
2.
Desain Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Pendidikan
berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan
(kompetensi) tugas-tugas tertentu yang sesuai dengan standar performansi yang
telah ditetapkan. “Competency Based Education is geared toward preparing
individuals to perform identified competency” (Schrag, 1987).Rumusan ini
menunjukan bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu agar mampu
melakukan perangkat kompetensi yang diperlukan.
Suatu
program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung empat unsur pokok,
yaitu:
1) Pemilihan
kompetensi yang sesuai
2) Spesifikasi
indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian
kompetensi
3) Pengembangan sistem pembelajaran
4) Penilaian
Kegiatan
pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan
kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam
kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran
perlu:
a)
Berpusat pada peserta didik
b)
Mengembangkan kreatifitas peserta didik
c)
Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan
menantang
d)
Bermuatan Nilai, Etika, Estetika, Logika, dan Kinstetika
dan
e)
Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
(Puskur, 2004:13).
Dalam
kerangka itu, pengembangan program dilakukan berdasarkan pendekatan kompetensi.
Penggunaan pendekatan ini memungkinkan desain program dapat dilaksanakan secara
efektif, efisien, dan tepat. Hasil-hasil pembelajaran dinilai dan dijadikan
umpan balik untuk mengadakan perubahan terhadap tujuan pembelajaran dan
prosedur pembelajaran yang dilaksanakan sebelumnya.
3.
Langkah langkah pengembangan pembelajaran
Adapun Langkah-langkah
pengembangan pembelajaran tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Stanley Elam
(1971) dalam Oemar Hamalik (2002:92) sebagai berikut:
-
Langkah pertama :
Spesifikasi
asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar.
Program
pembelajaran harus didasarkan pada asumsi yang jelas. Dunia pendidikan dewasa
ini lebih cenderung kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik
jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika
anak ‘mengalami’ sendiri apa yang dipelajarinya. Pembelajaran yang berorientasi
pada target penguasaan materi terbukti dalam kompetensi ‘pengingat’jangka
pendek, tetapi gagal dalam membekali persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
-
Langkah kedua :
Mengidentifikasi
kompetensi
Dalam
penyusunan rencana pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi dasar yang akan
diajarkan. Untuk mengetahui keluasan dan ke dalaman cakupan kemampuan dasar,
dapat digunakan jaringan topic/tema/konsep. Kompetensi dasar yang terlalu luas
dalam cakupan materinya perlu dijabarkan menjadi lebih dari satu pembelajaran.
Sedangkan kompetensi dasar yang tidak terlalu rumit mungkin dapat dijabarkan ke
dalam satu pembelajaran.
Kompetensi-kompetensi
harus dijabarkan secara khusus dan telah divalidasikan serta di tes sejauhmana
kontribusinya terhadap keberhasilan dan efktifitas belajar megajar. Hasil
penelitian seringkali ikut membantu dalam mengidentifikasi kompetensi, kita
dapat menggunakan beberapa model pendekatan diantaranya :
a. Pendekatan analisis tugas (task analysis)
untuk menentukan daftar kompetensi.
b. Pendekatan the needs of school learners (memusatkan
perhatian pada kebutuhan-kebutuhan siswa di sekolah).
c. Pendekatan berdasarkan asumsi kebutuhan masyarakat.
-
Langkah ketiga
Menggambarkan
Secara spesifik Kompetensi-kompetensi
Kompetensi-kompetensi
yang telah ditentukan lebih diperkhusus dan dirumuskan menjadi eksplisit dan
dapat diamati. Selain itu dipertimbangkan masalah target populasinya dalam
konteks pelaksanaanya, hambatan-hambatan program, waktu pelaksanaan dan
parameter sumber.
-
Langkah keempat :
Menentukan
tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment
Menentukan
jenis-jenis penilaian yang akan digunakan dimaksudkan untuk mengukur
ketercapaian kompetensi. Jika tujuan sederhana dan jelas, maka tidak begitu
sulit untuk menentukan criteria keberhasilan dan kondisi yang diperlukan untuk
mempertunjukan bahwa kompetensi telah dikuasai.
-
Langkah kelima :
Pengelompokan
dan penyusunan tujuan pembelajaran
Pada
langkah kelima ini dilakukan penyusunan sesuai dengan urutan maksud-maksud
instruksional setelah langkah pertama sampai keempat menguraikan deskripsi
logis program yang di dalamnya memuat kompetensi-kompetensi minimal, sub
kompetensi dan bentuk assessment.
-
Langkah ketujuh :
Mengorganisasikan
sistem pengelolaan
Program-program
yang bersifat individual menuntut sistem pengelolaan yang berguna melayani
bermacam-macam kebutuhan siswa. Adanya bermacam-macam tujuan berbagai
alternatif kegiatan, menjadikan sistem instruksional dan sistem bimbingan lebih
unik.
-
Langkah kedelapan :
Melaksanakan
percobaan program
Program
yang telah disusun secara sistematis perlu diuji cobakan. Percobaan program
dilakukan terhadap bagian-bagian dari program itu atau semacam prototype
test dan hendaknya dilakukan terlebih dahulu dalam skala kecil.
-
Langkah kesembilan :
Menilai
desain pembelajaran
Pelaksanaan
terhadap sebuah desain intruksional, lazimnya mencakup empat aspek, yaitu:
a. Validasi tujuan dalam hubungan dengan peranan
pendidik yang diproyeksikan.
b. Tingkat-tingkat kriteria dan bentuk-bentuk assessment.
c. Sistem instruksional dalam hubunganya dengan
hasil belajar.
d. Pelaksanaan organisasi dan pengelolaan dalam
hubungan dengan hasil tujuan.
-
Langkah kesepuluh :
Memperbaiki
program
Setiap
program sesungguhnya tidak pernah tersusun dengan kondisi sampurna, termasuk
desain instruksional berbasis kompetensi. Akan tetapi senantiasa terbuka untuk
perbaikan dan perubahan berdasarkan umpan balik dari pengalaman-pengalaman. Hal
ini senada dengan pendapat Houston : “continual refinement of every aspect
of the program is characteristic of the systemic approach which undergirds most
CBE programs. This includes modifying as well as changing instructional
strategies and management system to make them more useful”.
4.
Langkah – Langkah Mendesain Pembelajaran
Salah
satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985).dan
langkah-langkahnya diantaranya adalah :
- Mengidentifikasikan tujuan umum
pembelajaran.
- Melaksanakan analisi pembelajaran
- Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan
karakteristik siswa
- Merumuskan tujuan performansi
- Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
- Mengembangkan strategi pembelajaran
- Mengembangkan dan memilih materi
pembelajaran
- Mendesain dan melaksanakan evaluasi
formatif
- Merevisi bahan pembelajaran
- Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Model
Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Kesepuluh langkah pada model Dick and
Carey menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah
yang satu dengan yang lainya. Dengan kata lain, system yang terdapat pada Dick
and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke
urutan berikutnya.
Langkah
awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran.
Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah
menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana
tujuan pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan
pembangunan. Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata
pelajaran dimaksudkan agar :
(1)
pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa
dapat mengetahui dan mampu
melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi
pada akhir pembelajaran,
(2)
adanya pertautan antara tiap komponen khususnya
strategi pembelajaran dan hasil
pembelajaran yang dikehendaki,
(3)
menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan
dalam melakukan perencanaan
desain pembelajaran.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Pengertian
Tujuan Pembelajaran (Instructional
Objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi,
dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu. Hal ini didasarkan berbagai pendapat tentang makna tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional.
Magner (1962) mendefinisikan Tujuan Pembelajaran sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan
oleh peserta didik sesuai kompetensi.
Sedangkan Dejnozka dan Kavel (1981) mendefinisikan Tujuan
Pembelajaran adalah suatu pernyataan spefisik yang dinyatakan
dalam bentuk perilaku yang diwujudkan dalam bentuk tulisan
yangmenggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Pengertian
lain menyebutkan bahwa, Tujuan Pembelajaran adalah pernyataan
mengenai keterampilan atau konsep yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta
didik pada akhir priode pembelajaran (Slavin, 1994)
Sementara
itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa Tujuan Pembelajaran adalah
suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsung pembelajaran. Meski para ahli memberikan rumusan tujuan
pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama,
bahwa:
(1)
Tujuan Pembelajaran adalah tercapainya perubahan
perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
(2)
Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau
deskripsi yang spesifik. yang menarik untuk digarisbawahi yaitu
dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus
diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap
perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
Tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan
dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik,
aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
2.
Definisi Tujuan Pembelajaran
Ada beberapa definisi mengenai tujuan pembelajaran
menurut para ahli,diantaranya adalah :
- "Perubahan yang ditujukan dan dimiliki oleh pelajar."
(Popham,1969)
- "Pernyataan tentang apa yang siswa harus mampu lakukan sebagai
konsekuensi dari pembelajaran." (Goodlad, dalam Popham 1969.)
- "Formulasi eksplisit tentang dengan cara bagaimana siswa
diharapkan akan diubah oleh proses edukatif." (Bloom, 1956)
- "Apa yang siswa harus mampu lakukan pada setelah kegiatan belajar
di mana sebelumnya mereka tidak bisa melakukannya." (Mager, 1962)
- "Deskripsi dari kinerja yang guru inginkan dapat ditunjukkan oleh
peserta didik sebelum guru dapat menganggap mereka kompeten. Sebuah tujuan
lebih menggambarkan hasil yang diinginkan dari suatu pembelajaran,
daripada proses pembelajaran itu sendiri.." (Mager, 1975)
- "Tujuan pendidikan yang dirumuskan dengan baik adalah pernyataan
yang relatif spesifik tentang apa yang harus mampu dilakukan siswa setelah
mengikuti pembelajaran." (Gallagher dan Smith, 1989)
3.
Ciri dan Karakteristik Tujuan Pembelajaran Yang Baik
Menurut Guilbert (1984) dalam artikelnya yang berjudul
"How to Devise Educational Objectives", tujuan pembelajaran yang baik
mempunyai ciri-ciri:
-
Relevan - Logis
-
Tegas - Dapat Diamati(Tampak)
-
Layak - Measurable/terukur
Karakteristik tujuan yang efektif menurut Westberg dan
Jason (1993) dalam buku "Collaborative Clinical Education" adalah:
- Konsisten dengan tujuan keseluruhan dari sekolah
- Jelas dinyatakan
- Realistis dan dapat dilakukan
- Sesuai untuk tahap pelajar 'pembangunan
- Tepat komprehensif
- Layak, hasil yang diminta tidak kompleks
- Tidak diperlakukan seolah-olah mereka terukir di batu (sangat baku)
- Tidak dianggap sebagai satu-satunya hasil yang berharga
Model Mager merekomendasikan bahwa tujuan pembelajaran
harus spesifik dan terukur, dan pada tujuan pembelajaran harus memiliki tiga
bagian berikut:
- Kata kerja yang terukur (Kata Kerja Operasional)
- Spesifikasi apa yang dapat ditunjukkan oleh siswa
- Spesifikasi kriteria keberhasilan atau kompetensi
4.
Fungsi Tujuan Pembelajaran
Perdebatan tentang perlu tidaknya merumuskan tujuan
pembelajaran dalam rencana pembelajaran dan menyampaikannya saat proses
pembelajaran telah berlangsung selama bertahun-tahun. Namun, saat ini tujuan
pembelajaran secara luas diterima sebagai komponen penting dari proses desain
instruksional. Adapun fungsi tujuan pembelajaran:
- Panduan bagi guru untuk merancang pembelajaran
- Panduan bagi guru untuk evaluasi
- Panduan bagi siswa untuk memfokuskan belajarnya
- Panduan untuk siswa dalam kaitan self assessment
- Menunjukkan kepada orang lain apa yang kita nilai
- Membantu hubungan antara guru dan pelajar karena dengan tujuan
pembelajaran yang dinyatakan secara eksplisit siswa tidak dipaksa untuk
menebak apa yang akan dipelajari
- Meningkatkan kemungkinan untuk membuat fokus bahan belajar mandiri.
- Membuat guru mengajar lebih terarah dan terorganisir.
- Berkomunikasi dengan rekan tentang apa yang guru ajarkan kerjasama
sehingga meningkatkan kerja sama tim dan dengan rekan-rekan.
- Membantu evaluasi program
- Masukan bagi guru untuk berpikir hati-hati tentang apa yang penting
dalam kegiatan pembelajarannya
- Membantu menghindari pengulangan yang tidak perlu dalam mengajar
- Menyediakan visibilitas dan akuntabilitas keputusan yang dibuat oleh
guru dan siswa
- Menyediakan model untuk penciptaan tujuan pemebelajaran bagi siswa
- Membantu siswa membuat keputusan mengenai prioritas
- Memberikan umpan balik kepada siswa apa tujuan telah yang dicapai
5.
Domain Tujuan Pembelajaran
Ø Domain Kognitif.
Mengacu pada pembelajaran intelektual dan pemecahan
masalah.Tingkat kognitif pembelajaran meliputi:
(1)
Pengetahuan
(2)
Pemahaman
(3)
Aplikasi
(4)
Analisis
(5)
Sintesis, dan
(6)
Evaluasi.
Contoh Tujuan:
Mahasiswa akan membangun rencana perawatan untuk seorang remaja yang baru
didiagnosis dengan Rontgen. Rencana pengobatan harus memuat: ..............
Ø Domain Afektif.
Mengacu pada emosi dan sistem nilai seseorang. Tingkat
afektif pembelajaran meliputi:
(1) Menerima,
(2) Menanggapi,
(3) Menghargai,
(4) Pengorganisasian, dan
(5) Karakterisasi dengan nilai.
Contoh Tujuan: Mahasiswa akan menunjukkan komitmen untuk
meningkatkan keterampilan kasus presentasi dengan secara teratur mencari umpan
balik tentang presentasi.
Ø Domain Psikomotor.
Mengacu pada karakteristik gerakan fisik dan kemampuan
motorik keterampilan yang melibatkan perilaku yang membutuhkan tingkat tertentu
keterampilan fisik dan koordinasi. Keterampilan ini dikembangkan melalui
latihan berulang-ulang dan diukur dalam hal: kecepatan, ketepatan, jarak,
prosedur, atau teknik pelaksanaan. Tingkat psikomotor meliputi:
(1) Persepsi
(2) Set
(3) Respon Dipandu
(4) Mekanisme
(5) Respon yang jelas yang kompleks
(6) Adaptasi, dan
(7) Originasi
Contoh Tujuan: Mahasiswa akan mengkalibrasi instrumen X
sebelum melakukan prosedur Y.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Desain
pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk
membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses
ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan
pembelajaran, dan merancang "perlakuan"
berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Hasil dari pembelajaran ini
dapat diamati secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah atau benar-benar
tersembunyi dan hanya berupa asumsi.
Desain
Pembelajaran Berbasis Kompetensi adalah Suatu program pendidikan berbasis
kompetensi harus mengandung empat unsur pokok, yaitu Pemilihan kompetensi yang
sesuai,Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi
1)
Pengembangan sistem pembelajaran
2)
Penilaian
Langkah
langkah pengembangan pembelajaran yang dikemukakan oleh Stanley Elam (1971)
dalam Oemar Hamalik adalah : spesifikasi asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi
yang mendasar,mengidentifikasi kompetensi,menggambarkan secara spesifik
kompetensi-kompetensi,menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment,pengelompokan
dan penyusunan tujuan pembelajaran,melaksanakan percobaan program,menilai
desain pembelajaran dan memperbaiki program
Langkah –
Langkah Mendesain Pembelajaran
1.
Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
2.
Melaksanakan analisi pembelajaran
3.
Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan
karakteristik siswa
4.
Merumuskan tujuan performansi
5.
Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
6.
Mengembangkan strategi pembelajaran
7.
Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
8.
Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9.
Merevisi bahan pembelajaran
10. Mendesain
dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Tujuan Pembelajaran (Instructional
Objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi,
dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu. Hal ini didasarkan berbagai pendapat tentang makna tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional.
Ciri dan karakteristik tujuan pembelajaran yang baik menurut Guilbert yaitu
Relevan,Tegas,
Layak,Logis,Dapat
Diamati (tampak) dan Measurable/terukur
Intinya baik Desain
Pembelajaran maupun Tujuan Instruksional sangat berguna bagi pendidikan dan
merupakan tolak ukur bagi keprofesionalan
seorang pendidik dalam menjalankan tugasnya dalam pembelajaran dan inovasi
pendidikan.
B.
SARAN-SARAN
Penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini dan penulis berharap kritik
dan saran yang membangun serta dalam kaitanya pendidikan hendaknya sebagai
calon ataupun guru profesional akan senantiasa memberikan inovasi dan pembaruan
yang baik serta memiliki tujuan yang jelas dalam pembelajaran, akhirnya penulis
mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, atas
saran dan kritik yang membangun,penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan kirim komentar anda dikolom ini